Tuesday, September 6, 2016

[Light Novel] Oregairu - Jilid 6 bab 0

Pertama, ini hanyalah sebuah blog biasa yang mempunyai moto 'Kalau ada waktu luang dan mood, bakal posting', ya dengan kata lain ini bukan blog yang rajin update artikel setiap harinya. Dan ane juga tahu kalau light novel seri ini sudah ada terjemahannya dalam bentuk bahasa inggris maupun bahasa Indonesia-nya, tapi ini hanya untuk mengisi kebosanan saja dan ane tidak berencana menerjemahkan semua jilid. Alasannya ya karena males sudah ada yang menerjemahkan, istilahnya "sama saja buang-buang waktu" (tapi untuk jilid 6 pengecualian karena ane tertarik sama cerita pada jilid tersebut). Yah kalaupun ane seriusin juga pastinya ane udah masang iklan dan lain-lain dimari bukan? Dan juga kalau ane mulai males ngurusin ini blog, ya tinggal ane hapus saja ini blog wkwk.

Skrip ane ambil dari Ky*kka untuk Jilid 6, ketik saja di google "Ky*kka" nanti juga ketemu. Btw tampilan blog masih seperti ini karena memang ngga ane seriusin, tapi ntar ane usahakan juga perbaiki tampilan blognya. Rencananya sih ngerjain yang sisa-sisa saja (yang belum di translate saja) cuman kita lihat nanti saja deh. Setelah ini rencananya sih terjemahin Jilid 6 beserta Afterword (Atogaki) atau Jilid 6 Bab 1 atau Jilid 11 Interlude atau Afterword Qualidea Code "Dou Demo Ii, Sekai Nante" (Atogaki). Dan catatan yang perlu digaris bawahi bahwa penyalahgunaan terjemahan yang ada di blog ini dalam bentuk apapun sudah bukan tanggung jawab blog ini lagi.


===============================================================
 
 
Sudah kuduga, Drama Musikal Ebina Hina itu Busuk.
 
 
 …Cerita yang sangaaaaat baaguuusss.
 
Seandainya saja begitu.
 
Aku meletakkan rencana acara pertunjukan itu di atas meja.
 
Rencana pertunjukan ini sangat tebal dan memancarkan sesuatu seperti sebuah aura menakutkan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata dan aneh. Jika Necronomicon itu sebenarnya ada, ini pastinya suatu perasaan yang sama seperti yang kukatakan barusan…
 
Tertulis di sampul itu “Drama Musikal – Sang Pangeran Kecil”. Itu adalah sebuah nama yang memalukan dan terdengar seperti prekursor di sebuah pertandingan tenis.
 
Sekarang adalah Musim Gugur. Pada Musim Gugur akan diadakan pertunjukkan Festival Budaya. Festival Budaya, dimana setiap orang bekerja sama sebagai tindakan satu kesatuan, musim yang agak membosankan bagi mereka yang menganut penyendiri dan mengisolasi-kan dirinya dari lingkungan sekitar.
 
Aku tidak begitu akur ataupun cukup dekat dengan kelasku itu, bahkan akupun bisa menyebut itu kelasku, tetapi kelas yang aku tempati, 2-F, dari hari ini dan seterusnya mereka akan memulai persiapan untuk ke depannya dengan sungguh-sungguh.
 
Setelah mengalami berbagai kesulitan, kelas 2-F akhirnya menetapkan di drama. Itu adalah keputusan yang diambil dari banyaknya mayoritas siswa kelas, Jadi aku dalam posisi untuk tidak dapat mengatakan apapun. Dimanapun dan kapanpun, aku akan selalu berada dalam minoritas kelas.
 
Ide ke ide tentang jenis pertunjukan apa yang akan dilakukan, menghasil-kan sebuah ide tunggal yang akan diajukan.
 
Dan pertunjukan tersebut adalah “Sang Pangeran Kecil”.
 
“Sang Pangeran Kecil” adalah novel yang ditulis oleh Antoine de Saint-Exupery. Aku rasa ada banyak orang yang tahu itu dari namanya saja bahkan jika mereka tidak pernah membacanya sama sekali. “Pangeran Kare” sering salah diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan, tetapi itu sebenarnya sesuatu yang berbeda, jadi berhati-hatilah di sana.
 
Ringkasan ceritanya sebagai berikut:
 
Sang protagonis, sang “narrator”, adalah seorang pilot yang akan melakukan pendaratan darurat di Gurun Sahara dimana dia akan bertemu dengan sang “pangeran kecil”. Melalui segala bentuk percakapan, mereka datang untuk mempelajari apa itu yang benar-benar dianggap berharga.
 
Untuk sesuatu yang bisa diklaim sebagai karya terkenal yang mendunia, Itu adalah sebuah acara yang layak ditonton untuk siswa SMA.

 
Tetapi jika ada sesuatu yang berbeda… Yang akan bertanggung jawab atas naskah tersebut adalah Ebina-san…
 
Tepat ke isi cerita, Penempatan karakter dan ringkasan yang ditulis dari Ebina-san sudah cukup menghancurkan jiwaku, tetapi aku menyiapkan mentalku dan menguatkan diri untuk membacanya lagi. Itu hanya bertahan saat aku membaca “Planet yang aku kunjungi mempunyai 108 tingkat kali gravitasi, kau lihat!” dan “seorang pilot dan pangeran cabul” kemudian aku pun berhenti membacanya.

 
Apa yang ada di kepala gadis ini dengan semua ini…? Aku menatap Ebina-san dengan ketakutan dan dia bersikap malu-malu dan segan.
 
“Ini sedikit memalukan…”
 
Tidak, tidak, tidak! Ini benar-benar memalukan, kau tahu! Kata-kata “sedikit” tidak cukup tepat untuk menjelaskan hal itu!
 
Aku melipat hasil print out rencana naskah tersebut dan memutuskan untuk tidak memaksakan diri lebih jauh.
 
Suasana suram menyelimuti Long Home Room.
 
“Apakah semuanya sudah selesai membaca?”
 
Ketika sebagian besar kelas telah selesai membaca tentang acara tersebut, Hayama menampakkan ekspresi bingung di kelas dan berbicara. Sebenarnya, ini seharusnya menjadi tugas untuk ketua kelas, tetapi untuk ketua kelas yang naif, dia tidak bisa berbuat apa-apa malahan terdiam kaku oleh materi naskah bacaan yang tidak dapat dia masukkan ke sekitar kepalanya.
 
"U-Um… Jadi apa yang harus kita lakukan? Jika seseorang memiliki pertanyaan atau menyadari ada sesuatu yang harus diperbaiki, lalu…” Tanya si ketua kelas.
 
Tidak ada sesuatu kecuali yang terakhir itu, kau pasti tahu itu… Seorang gadis di kelas mengangkat tangannya.
 
“Apakah akan ada peran untuk para gadis?”
 
“Eh? Keapa harus ada?” Kata Ebina-san, memiringkan kepalanya karena penasaran dan bingung. Berhenti disana, Fraulein busuk (seperti sebutan untuk miss busuk).
 
Dalam cerita “Sang Pangeran Kecil”, tidak ada karakter wanita yang akan tampil. Tetapi itupun ditulis oleh pemikiran seorang gadis, jadi para gadis bisa memerankan itu. Tetapi itupun bukan satu-satunya peran kami yang harus dipertimbangkan, persis seperti ada rubah dan ular juga. Ini mungkin sesuatu yang mirip dilakukan pada Shiki Theatre Company yang menampilkan “Lion King”.
 
Seseorang mengangkat tangannya.
 
“Apakah ini tidak apa-apa untuk moral publik?”
 
“Ini untuk semua usia jadi tidak akan ada masalah!”
 
Dia membahasnya dengan siapa…?

 
Melihat dari reaksi kelas yang bersangkutan tentang bagaimana untuk mengambil cerita. Oda atau Tahara atau apalah namanya itu dan semua orang di ruangan ini tersenyum tegang, Sepertinya mereka mulai memahami hobi dari seorang fujoshi, sementara para gadis, pengecualian untuk beberapa yang sudah tahu bahwa apa yang sedang terjadi, sedang kebingungan.
 
Dalam kerumunan orang-orang itu, ada satu orang yang mengangkat tangannya dengan menjengkelkan “di sini, di sini, di siniiii!”
 
“Hei, Itu terdengar bagus olehku.”
 
Whoa Tobe, apa kau sudah putus asa dengan apa kata orang nanti, bukankah begitu? Seorang pria bercinta itu sangat sederhana, mungkin menimbulkan rasa mencintai, itu terasa sangat tidak normal. Tetapi yah, aku kira semua orang juga mengalami hal seperti itu. Aku juga mempunyai pengalaman seperti itu ketika di SMP: Aku akan sangat gugup ketika akan pulang ke rumah dan ada gadis yang kusuka sedang berjalan dibelakangku, tetapi ketika dia memanggilku “penguntit” dari belakang, aku berada pada posisi mau menangis saja… Maksudku, semua orang akan melakukan hal yang sama, kan? Melakukan sesuatu seperti itu, maksudku. Aku bukanlah satu-satunya yang melakukan itu, kan…?
 
Tobe memasang ekspresi bingung pada reaksi semua orang disekitarnya dan menekankan lebih lanjut. “Benda ini adalah totes bom, ya!? Melakukan sesuatu yang lebih gila dari sebuah drama biasa terdengar lebih menarik untuk ku!”

 
Teman sekelasku semua saling memandang satu sama lain, menyadari bahwa akan ada ide yang memungkinkan, dan dapat memberikan beberapa pertimbangan.
 
…Yah, dia ada benarnya. Ini akan lebih bagus jika hanya sebuah drma musikal dan bukan beberapa novel BL. Aku yakin bahkan dari nama judulnya saja akan mengeluarkan kesan yang berbeda juga. Jika bermain di panggung untuk anak laki-laki tidak berbudaya untuk mengakui cinta mereka dengan pakaian eksentrik, ini seharusnya terlihat seperti drama komedi entah bagaimanapun itu.
 
Ketika melakukan sebuah pertunjukan di sebuah event seperti Festival Budaya ini, Standar yang paling penting itu adalah “menarik” dan “berbeda dari yang lain”. Kedua kondisi tersebut ada di naskah ini. Tentu saja, mengesampingkan materi BL di dalam naskah dan sang penulis dari naskah ini adalah Ebina-san, akankah ini tidak apa-apa?

 
“Yah, kupikir kita bisa mengarahkannya kesitu juga. Selain itu, ini tidak seperti kita bisa melakukan sesuatu yang serius di sebuah event seperti ini… Setidaknya begitu!”
 
Ebina-san adalah tipe orang yang tahu bagaimana untuk bertindak hati-hati. Kemudian lagi, untuk seorang yang bertindak hati-hati seperti dia harus berakhir seperti ini, rasa takut mulai datang menghampiriku lagi.
 
“Yah, kenapa tidak kita kesampingkan dulu saja apa yang tertulis disini tentang penempatan karakternya… Dan kami segera akan membuatnya menjadi lucu dan menarik. Apakah itu tidak apa-apa?” Tanya Hayama, tetapi tidak ada satupun suara yang keberatan.
 
Yah, ini adalah pertunjukan Festival Budaya. Keputusan untuk melakukannya dengan santai sambil bersenang-senang dari pada melakukannya dengan serius adalah pilihan yang tepat. Melakukannya dengan serius jika ada kegagalan hanya akan berakhir memalukan dan kegagalan itu bisa dimaklumi dengan kata-kata “Ini untuk bersenang-senang”.
 
Mungkin akan lebih baik melakukannya dengan santai dan untuk bersenang-senang dari pada memikirkannya serius.
 
“Baiklah, itulah yang akan kita lakukan nanti,” Kata Hayama. Dia diberi banyak tepuk tangan. Bersamaan dengan momen itu, bel sekolah pun berbunyi.
 
Setelah menghabiskan seluruh LHR, kelas kami akhirnya dapat memutus-kan suatu tindakan. Masih ada sesuatu hal yang tertinggal dan kita harus mencari tahu apa itu, tetapi kami akhirnya bisa memulainya ke depan.
 

Festival Budaya sudah dekat satu bulan lagi dan festival membosankan ini akan datang tahun ini juga.
 
Dengan perasaan aneh, aku berdiri dari tempat dudukku.


No comments:

Post a Comment